Bandung – TemanBaik suka belajar matematika enggak nih? Bagi sebagian orang, mungkin matematika adalah pelajaran yang menyebalkan, tapi tidak bagi siswa-siswi dari Sekolah Dasar Kristen (SDK) Yahya Bandung.
Bagi anak-anak ini, matematika adalah hal yang mengasyikan loh. Terbukti, mereka berhasil membawa pulang medali emas, perak dan perunggu di ajang American Mathematics Olympiade alias AMO yang digelar pada (26/10/2019) lalu di Bandung.
Mereka adalah Fanuel Ethan Sampeliling (Grade 2) yang meraih medali emas. Boaz Yonathan Sidauruk (Grade 2), Geraldine Olivia Kho (Grade 2) dan Nicano Axel Binbirc Aruan (Grade 3) berhasil meraih medali perak.
Ada juga Sebastian Raharja Jayawardana (Grade 2), Nathanael Radithya Pramono (Grade 3), Juan Ferguson (Grade 3 ), Jeremy Stevano Tristan Girsang (Grade 3), Hanasti Setya Andari (Grade 3) dan Emilia Samantha Thomas (Grade 4) yang berhasil meraih medali perak.
AMO merupakan afiliasi dari Math Olympiads for Elementary and Middle Schools, USA (MOEMS) dan terdapat afiliasi serupa di Kolumbia, Islandia, Australia (APSMO), Filipina, Tiongkok, dan India. MOEMS sendiri adalah salah satu kompetisi matematika tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah yang paling tua dan paling mapan di dunia.
Salah seorang siswi yang mendapatkan medali emas bernama Geraldine Olivia Kho mengaku senang bisa mendapatkan penghargaan ini. Ia sendiri memang sudah menyukai matematika sejak kelas 1 SD. “Saya menyukai matematika dari kelas 1 karena gampang dan menyenangkan,” ungkap siswi kelas 2B di SDK Yahya ini kepada Beritabaik beberapa waktu yang lalu.
Fanuel Ethan Sampeling, siswa kelas 2B peraih medali emas juga mengatakan kalau kegemaran berhitung membuatnya menyukai matematika. “Saya suka matematika dari kelas satu karena saya suka penjumlahan dan pengurangan. Matematika itu menyenangkan dan tidak membosankan,” papar Fanuel yang bercita-cita menjadi pemain bola ini.
Desi Natalina Sinabariba, S. Pd selaku pelatih matematika di SDK Yahya Bandung menjelaskan kalau persiapan yang dilakukan anak-anak saat mengikuti kompetisi ini sekitar satu bulan. “Persiapan anak-anak dengan latihan mengerjakan soal-soal pada tahun 2016-2018 kurang lebih 1 bulan, mereka mengerjakan soal dari grade terendah grade 2- 6,” jelas perempuan yang akrab disapa Miss Desi oleh siswa-siswinya.
Ada alasan loh mengapa anak-anak yang mengikuti AMO disuruh mengerjakan soal dari kelas 2-6, menurut Miss Desi hal tersebut dapat memberikan anak-anak gambaran soal dan keberanian. “Supaya mereka memahami dan melihat bagaimana gambaran soalnya dan mereka punya keberanian walaupun mereka mencoba soal di atas grade mereka,” tuturnya.